Media Diorama Peternakan Mini Ayam Kampung untuk Meningkatkan Motorik Halus Anak Usia Dini di TKIT Al Hasan Oleh: Nur Wulandani, S.Pd., M.Pd.

ACTANEWS.CO.ID - OPINI, Pendidikan anak usia dini (PAUD) bukan sekadar pengenalan huruf dan angka. Lebih dari itu, PAUD merupakan fondasi penting dalam pembentukan keterampilan hidup menyeluruh, termasuk kemampuan motorik halus.

Motorik halus, kemampuan mengontrol gerakan otot-otot kecil seperti jari dan tangan, meliputi kegiatan seperti memegang pensil, menggunting, merangkai, dan memanipulasi benda-benda kecil.

Perkembangan optimalnya pada usia dini sangat krusial untuk keberhasilan akademik dan kehidupan sehari-hari. Anak dengan motorik halus yang baik akan lebih mudah menulis, menggambar, dan melakukan tugas-tugas presisi.

Oleh karena itu, penelitian ini mengeksplorasi strategi pembelajaran kreatif melalui media diorama bertema peternakan mini ayam kampung di TKIT Al Hasan. Media ini dirancang khusus untuk meningkatkan motorik halus anak usia dini. Pengembangan motorik halus yang baik berkaitan erat dengan kesiapan akademik dan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.

Diorama Peternakan Mini Ayam Kampung: Pendekatan Holistik

Diorama peternakan mini ayam kampung dipilih karena menawarkan stimulasi multisensorik dan kesempatan belajar terintegrasi. Anak-anak tidak hanya mengembangkan motorik halus melalui pembuatan diorama, tetapi juga belajar tentang peternakan, hewan, dan lingkungan sekitar. Proses pembuatannya melibatkan berbagai aktivitas yang menstimulasi perkembangan motorik halus:

• Memotong dan menempel: Memotong beragam bahan (kertas, kain, karton) untuk membuat bagian-bagian diorama (ayam, kandang, lingkungan) membutuhkan ketelitian dan kontrol gerakan tangan.
• Merangkai dan menyusun: Menyusun elemen-elemen diorama (ayam DOC, pagar, tanaman) membutuhkan koordinasi tangan-mata dan kemampuan spasial.
• Membuat detail kecil: Menambahkan detail kecil (telur, makanan ayam, aksesoris) membutuhkan konsentrasi dan presisi gerakan tangan.
• Menggunakan alat-alat kecil: Penggunaan gunting, lem, dan pensil warna melatih koordinasi tangan-mata dan kontrol gerakan halus.

Diorama: Alat Belajar Konkret, Kreatif, dan Interaktif

Anak usia dini cenderung belajar melalui benda nyata. Media konkret seperti diorama sangat relevan. Diorama, miniatur tiga dimensi yang menggambarkan suatu adegan secara nyata, memungkinkan anak-anak di TKIT Al Hasan untuk membuat dan bermain dengan diorama bertema peternakan ayam kampung. Prosesnya melibatkan aktivitas seperti menyusun pagar mini dari stik es krim, mewarnai rumput dari kelapa parut, dan memasukkan anak ayam (DOC) ke dalam miniatur kandang. Kegiatan ini menarik minat anak, merangsang kerja otot-otot halus melalui gerakan tangan yang berulang dan terarah. Kegiatan selanjutnya, seperti memberi makan ayam dan menyusun puzzle berbentuk ayam kampung, memberikan latihan motorik halus yang menyenangkan dan bermakna.

Manfaat Tambahan Diorama Peternakan Mini Ayam Kampung

Selain meningkatkan motorik halus, diorama ini juga memberikan manfaat lain:

• Pengembangan kognitif: Anak-anak belajar tentang kehidupan ayam kampung, siklus hidup hewan, dan konsep-konsep dasar peternakan.
• Pengembangan kreativitas: Anak-anak mengekspresikan kreativitas dalam mendesain dan menghias diorama.
• Pengembangan sosial-emosional: Kerja sama dalam pembuatan diorama meningkatkan kemampuan kolaborasi dan komunikasi.

Dampak Signifikan bagi Perkembangan Anak

Penelitian menunjukkan peningkatan signifikan kemampuan motorik halus anak. Dari 30 anak di Kelompok B, hanya 23,1% yang menunjukkan ketuntasan pada awal pengamatan. Setelah dua siklus pembelajaran berbasis media diorama, angka ketuntasan meningkat menjadi 84,6%. Ini membuktikan pendekatan konkret dan kreatif sangat efektif dalam meningkatkan perkembangan fisik motorik halus anak. Kegiatan ini juga meningkatkan konsentrasi, koordinasi mata dan tangan, serta daya tahan anak dalam menyelesaikan tugas. Anak menjadi lebih fokus, telaten, dan bangga terhadap hasil karya mereka.

Pembelajaran Holistik dan Bermakna

Media diorama mencerminkan pendekatan pembelajaran holistik. Anak-anak mengembangkan keterampilan fisik, kognitif, afektif, dan sosial. Mereka belajar mengenal hewan ternak, berdiskusi, menyampaikan pendapat, bekerja dalam kelompok, dan memahami nilai-nilai seperti tanggung jawab dan kepedulian terhadap makhluk hidup. Interaksi langsung dengan anak ayam memberikan stimulasi sensori yang baik, memungkinkan anak belajar membedakan tekstur bulu, mendengar suara ayam, mencium aroma pakan, dan mengenal siklus hidup hewan secara langsung. Ini merupakan pembelajaran kontekstual yang jarang ditemukan dalam metode konvensional.

Manfaat Khusus untuk Anak Inklusi

Pendekatan ini bersifat inklusif. Anak-anak dengan kebutuhan khusus terbantu melalui aktivitas motorik sederhana, meningkatkan kepercayaan diri dan interaksi dengan lingkungan sekitar. Dalam kegiatan kolaboratif, mereka belajar bersosialisasi, mengasah keterampilan verbal, dan merasakan keberhasilan kecil yang bermakna.

Harapan dan Ajakan

Pengalaman di TKIT Al Hasan menunjukkan bahwa pembelajaran tidak harus mahal untuk bermakna. Media sederhana seperti diorama bisa menjadi alat luar biasa dalam menstimulasi perkembangan anak usia dini jika dirancang dengan tepat. Guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memilih dan memodifikasi media pembelajaran sesuai kebutuhan anak. Semoga model pembelajaran ini menginspirasi lembaga PAUD lain untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih kontekstual, menyenangkan, dan berdampak, karena pendidikan terbaik adalah yang menyentuh hati dan memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak secara utuh. (GG)