Demokrasi Bar-Bar Ala KPU Seharga 23 Milyar, Penulis : Arifin Selaku Masyarakat Palopo

Demokrasi Bar-Bar Ala KPU Seharga 23 Milyar, Penulis : Arifin Selaku Masyarakat Palopo

PALOPO, ACTANEWS.CO.ID - Pasca putusan Mahkama Konstitusi berseliweran berbagai narasi yang justru tidak memiliki relevansi dengan konteks masalah sesungguhnya.

Dalam beberapa pekan terakhir di berbagai medsos kita telah di suguhkan dengan berbagai hal yang justru tidak subtantif yang kita jumpai adalah perang urat saraf, caci maki, sentimen, dll. Kita sedang diperhadapkan dengan iklim demokrasi yang kurang sehat.

Kegaduhan publik bukanlah hal yang secara alami terjadi dengan sendirinya bukan.!! Lalu apa yang kemudian melatar belakangi kegaduhan tersebut..?

Dalam berbagai aksi debat bar - bar yang kita jumpai di medsos ada berbagai hal yang dianggap jadi pemicu diantaranya soal ijazah, money politik, serta upaya dinasti politik. Namun dalam konteks ini penulis tidak ingin terjebak atau ikut berkomentar pada wilayah tersebut.

Sebagai warga atau masyarakat biasa yang di pajaki negara, di balik perdebatan administratif yang bar - bar justru ada yang hampir tidak terjamah oleh publik rasanya aneh saja jika demokrasi yang kebablasan ini justru di titik beratkan hanya pada calon tertentu.

Sementara negara dalam hal ini KPU adalah lembaga yang paling bertanggung jawab atas maju mundurnya iklim demokrasi. Putusan MK yang bermuara pada diskualifikasi dan DKPP adalah bukti bahwa KPU sebagai pilar demokrasi gagal total dalam menjalankan tufoksinya.

Di balik demokrasi yang kebablasan ini ada uang rakyat yang di gunakan secara percuma. Akibat kelalaian dan tidak profesional dalam menjalankan tugas, implikasi pengunaan anggaran sebesar 23 Milyar untuk pilkada kota palopo oleh KPU justru terbuang sia - sia. Pointnya NEGARA MERUGI..!!! 23 milyar uang rakyat di habiskan hanya untuk menyedot anggaran berikutnya karna PSU. sementara rakyat menjerit kelaparan dan kaum terpelajar, sedang sibuk menyusun narasi pamungkas demi mnyenangkan hati  masing - masing jagoannya.

Di akhir tulisan saya saya ingin menganalogikan bahwa sebelum pisang ijo dihidangkan dimeja makan lalu disantap, bukankah terlebih dulu diolah atau dimasak didapur..? hasilnya menjadi palabutung atau pisang ijo tergantung tukang masak.!! (RA)

Leave a Reply

Cancel Reply

Your email address will not be published.

Ikuti kami

VOTE UNTUK KAMI

vote-image

Apakah anda menyukai actanews ???

99%
0%
0%

Kategori Teratas

Komentar Terbaru

Harap Terima Untuk Performa Informasi Lebih Baik