Morowali, actanews.co.id – Kembali terjadi ledakkan tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di kawasan IMIP memakan korban jiwa pada Kamis malam (13/06) kemarin.
Lagi, dua buruh masing-masing bernama Jekrmariyono dan Yudaralan diberitakan menjadi korban kecelakaan di lokasi perusahaan tersebut.
Berikut kronologinya:
Sekira pukul 22.00 Wita, Jekrmariyono dan Yudaralan melakukan operasi sinkronisasi besi dingin di kolam darurat bawah kompor listrik nomor 41. Keluar dari kolam darurat setelah ditiup dan dipotong dengan oksigen dingin, ledakan tiba-tiba terjadi saat melakukan pendinginan air di tepi kolam darurat. Luka bakar seketika dialami oleh mereka berdua, yang berdiri di sebelah barat kolam darurat.
Kecelakaan Kerja Kembali Terulang
Sejak kejadian 24 Desember 2023 silam yang memakan korban 21 orang meninggal dunia 38 lainnya luka-luka, perusahaan dinilai kurang berbenah.
Pada 19 Januari 2024 lalu, juga dua buruh mengalami sesak nafas akibat tungku terbakar. Kemarin malam (13/06) terjadi lagi, dan menimbulkan dua korban luka parah. Beberapa pihak menilai akibat kurangnya perhatian manajemen perusahaan dalam hal keselamatan kerja para pegawai.
Dari rangkaian kecelakaan kerja tersebut, beberapa pihal menuding bobroknya sistem K3 di Departemen Ferosilicon, PT ITSS Kawasan PT IMIP.
Terkait hal itu, Rudin M, Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) SPIM-KPBI, angkat bicara.
"Tujuan sistem K3 di dalam suatu perusahaan untuk melindungi Kesehatan dan Keselamatan kerja bagi buruh dan kesejahteraan keluarganya. Perusahaan tak pernah berbenah soal K3. Seolah tak pernah tak punya itikad memperbaiki kondisi kerja kami di IMIP dan justru abai. Padahal, korban terus berjatuhan sampai hari ini," bukanya.
Ia melanjutkan, "Pihak pemerintah juga tak pernah serius. Kejadian terus berulang, akibat lemahnya pengawasan dari Dinas Ketenagakerjaan dalam melakukan pemantauan terhadap kondisi kerja di Kawasan PT IMIP"
"Kami, Serikat Pekerja Industri Morowali menuntut agar Departemen Ferosilicon, PT ITSS, segera bertanggung jawab penuh atas peristiwa ini. Harapan kami itu harus ditutup dan tidak dioperasikan lagi," kuncinya. (Red-Aswin-Mo, RA)
Leave a Reply
Cancel ReplyBerita Terkait
Berita Populer
VOTE UNTUK KAMI
Apakah anda menyukai actanews ???
Berita Baru
Dapatkan Berita Terbaru
Berlangganan buletin kami untuk mendapatkan berita terkini dan pembaruan eksklusif.
Kategori Teratas
-
Kota Palopo
31
-
SULSEL
23
-
Luwu
17
-
Daerah
13
Komentar Terbaru
-
by Anonymous
Dari cara tulis artikel ini aja udah nyudutin org puskesmasnya, seakan-akan nakes puskesmas yg kerjanya ngga becus. Jelas-jelas dari penjelasan si mbak di atas nakesnya udah sesuai SOP. Kalo mau nulis, tambahin lah kritik pemerintah 1 puskes megang banyak desa, fasilitas sarpras ngga memadai. Selain itu, kalau masih ada keluarga pasien nolak rujuk tapi ngga mau ttd informed consent, artinya BPJS pun kurang terkait edukasi ke pemegang premi tentang alur rujukan plus hak & kewajiban sebagai pasien. Artikel ini bagus karena menaikan isu vital ketimpangan layanan kesehatan di perifer, namun sayangnya menitikberatkan permasalahan bukan ke akarnya. Semangat nomor satu, Puskesmas Rampi. I stand with you guys. Salam dari UK
-
by ADMIN ACTANEWS
Terima kasih atas tanggapan yang telah disampaikan. Kami menghargai pengakuan atas kritik yang kami berikan dan mohon maaf jika ada ketidaknyamanan. Kami memahami bahwa tim medis menghadapi banyak tantangan dan kami menghormati upaya yang telah dilakukan. Namun, harapan kami adalah agar pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan lebih lanjut, terutama dalam hal respons terhadap kebutuhan masyarakat. Kami juga setuju bahwa pendidikan dan pengembangan tenaga kesehatan lokal sangat penting. Dengan kolaborasi yang baik antara puskesmas dan masyarakat, kami yakin pelayanan kesehatan di Kecamatan Rampi dapat diperbaiki. Mari kita terus berdialog demi kebaikan bersama.
-
by ADMIN ACTANEWS
Terima kasih atas informasi yang telah disampaikan. Saya sangat menghargai kepedulian kalian terhadap masalah ini. Pelayanan kesehatan yang baik adalah hak semua masyarakat, dan situasi ini jelas perlu perhatian serius. Mari kita dorong pihak berwenang untuk segera melakukan evaluasi dan memperbaiki sistem agar kejadian serupa tidak terulang. Suara masyarakat sangat penting dalam menciptakan perubahan.