
ACTANEWS.CO.ID - OPINI, Pernahkah kita menyaksikan penguasa yang begitu Jumawa, elitis dan terhormat, dimuliakan dan dihargai layaknya raja-raja yang menyamai tuhan, tentu pada zaman ini hal tersebut bukan lagi sebuah ilusi sejarah semisal kisah Raja Firaun, melainkan kenyataan yang berulang-ulang terjadi. Setiap zaman ada penguasanya dan ada juga yang dikuasainya, itulah antara penguasa dan rakyat kecil.
Rakyat kecil ini jauh berbeda dengan penguasa, berbeda dari sisi kualitasnya, mentalnya, materinya dan seluruh kepribadiannya dapat dibayangkan antara langit dan bumi. Mengapa seperti itu, sebab rakyat kecil telah menggantungkan harapannya pada penguasanya.
Penguasa memang punya kekuatan yang besar untuk menaklukkan isi bumi dan juga untuk menaklukkan hati rakyat kecil, setelah menjadi penguasa mereka merasa sudah memegang instrumen kekuatan untuk digunakan dihadapan para rakyat kecil, sehingga rakyat kecil ketika berhadapan dengan penguasa modalnya hanya mencari muka dan cari perhatian kepada penguasa agar mendapatkan rahmat dari kuasa penguasa.
Jika diperas, di hati penguasa ada kasih sayang rakyat, sebab hati rakyat mengandung arti banyak harapan untuk berkuasa kembali. Disinilah rakyat ditutupi hati dan matanya selama kekuasaan itu berlangsung. selama rakyat kecil tersebut tidak menyadarinya selama itu pula rakyat mempertuhankan penguasa dari pada tuhannya.
Hatinya penguasa, hatinya para raja-raja, hati orang-orang yang memiliki kekuasaan dan kedudukan sesungguhnya ada dalam genggamanku, ada pada kekuasaanku kata tuhan pada kalamnya. Kamu tidak perlu mencari muka atau mencari perhatian dari mereka (penguasa) karena hati mereka berada dalam genggamanku. Siapa yang taat kepada saya, akan saya jadikan mereka (para penguasa) rahmat bagimu, sayang kepadamu, dan tidak mendzolimimu.
Ada manusia yang sebagian mencari perhatian dari mereka sampai melupakan ketaatan kepada tuhan, sehingga bukan apa yang dia dapatkan, melainkan kehinaan, kesengsaraan yang mereka dapatkan. Tetaplah harapan dan kepercayaan kepada tuhan, bukan kepada mereka (penguasa).
Siapa yang melanggar perintah tuhan, lebih memuliakan penguasa daripada tuhan, dia mengikuti kemauan mereka daripada mengikuti perintah tuhan, dia melanggar ketaatan kepada tuhan demi mengambil hati mereka, maka saya jadikan mereka penguasa-penguasa itu bencana bagimu, siksaan bagimu. (Kalam tuhan). (RA)
Leave a Reply
Cancel ReplyBerita Terkait
Berita Populer
VOTE UNTUK KAMI

Apakah anda menyukai actanews ???
Berita Baru
Dapatkan Berita Terbaru
Berlangganan buletin kami untuk mendapatkan berita terkini dan pembaruan eksklusif.
Komentar Terbaru
-
by hasanuddin
kami Guru SMPN 14 Palopo sudah merasakan dampak penerapannya keren dan luar Biasa. "BERPOTENSI,BERBUDI,BERPRESTASI".
-
by Lulu Sri Hartanti
Inovasi dari ibu kepsek sangat menginspirasi🙏 Reply
-
by Sukarningsih
Mantaaap 👍👍👍, dari namanya saja sudah menarik dan buat penasaran, apalagi penerapannya yang membuat pembelajaran menarik dan lebih baik.