ACTANEWS - Musik memiliki kekuatan yang menenangkan, menginspirasi, memberikan energi, hingga mendongkrak suasana hati sehingga terapi musik dirancang untuk mencapai tujuan tersebut. Bahkan penelitian menunjukkan bahwa musik dapat mengelola rasa sakit pada seseorang dengan penyakit kronis.
Middle East Eye(MEE) menyebut musik telah dipahami sebagai sesuatu yang ilahi di banyak kalangan pemikiran Islam, khususnya tasawuf. Abu Nasr al-Farabi, seorang filsuf dan ahli teori musik, menulis sebuah risalah awal tentang musik pada abad kesembilan, menyajikan kualitas kosmisnya dan mendiskusikan efek terapeutiknya pada jiwa dan tubuh.
Dia menjelaskan bagaimana musik dapat membangkitkan atau menonjolkan emosi tergantung pada mode melodi yang digunakan, yang akan memperbaiki ketidakseimbangan, mengembalikan keseimbangan tubuh pasien (berdasarkan prinsip humorisme dari pengobatan Yunani -Romawi), pikiran dan jiwa.
Setiap mode dapat menimbulkan perasaan yang berbeda-beda, seperti kepuasan, kemudahan, kesedihan, ketakutan, kantuk dan beberapa lainnya.
Serangkaian prinsip matematika canggih kemudian disusun oleh Farabi dalam bukunya Kitab al-Musiqa al-Kabir (Grand Book of Music), yang menjadi dasar praktik terapi musik Arab dan Ottoman, serta praktik pengobatan musik modern awal Eropa.
Ottoman selanjutnya mengklasifikasikan dan mengatur mode musik untuk pengobatan penyakit tertentu. Beberapa mode dianggap berguna untuk individu yang menderita kelumpuhan, yang lain untuk penyakit saluran kemih, dan lainnya untuk insomnia dan nyeri kaki. Contoh mereka mengilustrasikan bagaimana terapi musik dan suara dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit psikologis dan fisik. (Aswin)