LUTRA, ACTANEWS.CO.ID – Ketua Komisariat Universitas Kesehatan Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi Palopo, Fathir mengungkapkan bahwa gelombang desakan agar Bupati Luwu Utara bertindak tegas terhadap Kepala Puskesmas (Kapus) Baebunta semakin keras terdengar. Penyebabnya, Kapus yang seharusnya menjadi motor pelayanan kesehatan justru dikenal arogan, kerap memaki para bidan dan staf hingga membuat suasana kerja mencekam.
Keterangan sejumlah tenaga kesehatan mengungkapkan bahwa tindakan kasar tersebut bukan sekali dua kali terjadi. Kapus Baebunta kerap meledak-ledak, mengeluarkan kata-kata merendahkan, bahkan membuat para bidan histeris karena tekanan mental yang ditimbulkan.
“Bagaimana mungkin pelayanan bisa berjalan baik kalau tenaga kesehatan sendiri diperlakukan tidak manusiawi? Ini bukan kepemimpinan, ini teror di lingkungan kerja,” tegas fathir dalam keterangannya.
Sikap arogan Kapus jelas telah melampaui batas etika birokrasi sekaligus menciderai martabat pelayanan publik. Puskesmas adalah ujung tombak kesehatan masyarakat, namun alih-alih memberi keteladanan, yang ditunjukkan adalah arogansi, intimidasi, dan kemarahan tak terkendali.
Fathir menilai, Bupati Luwu Utara tidak boleh menutup mata.
“Kalau dibiarkan, berarti pemerintah daerah ikut melanggengkan budaya kepemimpinan yang toxic. Jabatan Kapus bukan tempat melampiaskan emosi, tapi amanah untuk melayani rakyat. Copot segera sebelum kerusakan makin parah,” tegasnya.
Menurutnya, masyarakat juga mengingatkan, jika Bupati ragu menindak, maka kepercayaan publik terhadap pemerintah daerah akan runtuh.
“Ini soal wibawa pemerintah. Jangan sampai pelayanan kesehatan terganggu hanya karena seorang Kapus arogan yang dibiarkan berkuasa,” tambahnya.
Terakhir, Ia mengatakan bahwa bola panas ada di tangan Bupati Luwu Utara. Publik menunggu ketegasan: berani mencopot Kapus Baebunta yang arogan, atau memilih diam dan membiarkan pelayanan kesehatan diabaikan demi melindungi satu orang pejabat bermasalah. (RA)
Leave a Reply