Sejarah Media & Peranannya Dalam Penyebaran Islam, Oleh: Muh Fatir Ravikhashah

|

22 Views

ACTANEWS.CO.ID – OPINI, Sejarah media dan islam ini mempunyai hubungan yang lumayan cukup menarik sejak awalnya kemunculan dakwah dari Nabi Muhammad SAW. Sebelum adanya surat kabar dan juga internet, media Islam pertama kali yaitu secara lisan antar manusia. Nabi menyampaikan wahyu melalui ucapan kata, hafalan, bahkan interaksi secara langsung. Dalam konteks ini yaitu komunikasi interpersonal, cara ini adalah cara yang paling efektif dan juga yang paling manusiawi. Pesan-pesan dari Nabi Muhammad SAW disebarkan melalui kejujuran, kepribadian, dan keteladan, bukan lewat sistem penyiaran atau juga iklan bersponsor.

Ketika tulisan ini mulai menjadi peran yang amat besar, media Islam-pun berevolusi. Setelah wahyu diturunkan, para sahabat Nabi ini menuliskannya di pelepah, kulit, dan tulang kurma. Aktivitas ini menandai lahirnya media tulisan dalam sejarah Islam. Tulisan ini bukan hanya sekedar alat dokumentasi tapi juga simbol keseriusan dalam menjaga keaslian pesan yang disampaikan. Bayangkan dalam dunia tanpa mesin cetak ini, ketelitian para penulis wahyu ini setara dengan editor-editor berkelas di dunia modern sekarang.

Perkembangan selanjutnya terjadi pada masa kekhalifahan, ketika para media tulisan berubah menjadi suatu alat penyebaran ilmu pengetahuan. Di masa Abbasiyah, misalnya, terdirilah Baitul HIkmah di Baghdad, pusatnya penerjemahan dan penulisan buku dari berbagai Bahasa. Buku dan manuskrip menjadi suatu media utama dalam penyebaran islam, filsafat, sains, hingga sastra. Media, dalam konteks ini, menjadi salah satu jembatan antara iman dan intelektualitas dua hal yang sering terpisahkan secara tidak adil.

Ketika mesin cetak ditemukan di eropa pada abad ke-15, dunia islam awalnya agak lambat beradaptasi. Sebagian ulama khawatir tentang teknologi ini bisa mengubah keaslian pesan-pesan suci yang telah diberikan. Namun pada akhirnya, percetakan menjadi alat penting dalam penyebaran kitab, tafsir, dan juga literature keagamaan. Disinilah awal mula media memfasilitasi penyebaran islam secara sangat luas dan cepat, menembus batas geografis tanpa harus menunggu kapal dagang.

Setelah memasuki abad ke-19 dan abad ke-20, media cetak seperti surat kabar dan majalah mulai bermunculan di dunia Islam. Seperti yang berada di Mesir, media seperti Al-Manar yang dipimpin oleh Muhammad Abduh dan Rashid Rida memiliki peran besar dalam penyebaran gagasan pembaruan Islam. Media cetak menjadi area debat intelektual, tempat ide-ide modernism dan reformisme bersaing dengan konservatisme tradisional. Inilah fase ketika media benar-benar menjadi dalam perjuangan pemikiran islam.

Tersusul dengan datangnya era radio, dan televisi, serta dakwah berubah drastic. Suara adzan, ceramah, dan juga tilawah Al-Qur’an bisa menjangkau ribuan rumah dalam jangka waktu yang cepat. Program dakwah radio dan televisi ini di dunia islam telah menjadi fenomena sosial. Media elektronik tidak hanya sekedar memperluas jangkauan pesan Islam, tetapi juga memperkenalkan gaya baru dakwah yang lebih naratif, emosional, dan terkadang terlalu teatrikal. Meski begitu, media ini berhasil membentuk kedekatan spiritual massal yang belum pernah terjadi pada masa-masa sebelumnya.

Ketika internet muncul, media islam memasuki babak yang lebih baru lagi yang tidak lagi terikat oleh ruang dan waktu. Website dakwah, forum diskusi, dan juga kanal youtube yang telah menggantikan sebagian majelis tradisional. Dakwah kini bisa dilakukan dengan satu kali klik namun, kebebasan digital juga membawa beberapa tantangan baru seperti penyebaran yang ekstrem, hoaks keagamaan, dan juga komersialisasi konten spiritual. Media digital ini menjadi pedang bermata dua yang bisa mencerahkan dan juga bisa menyesatkan.

Meskipun begitu, tidak bisa disangkal bahwa media modern ini telah memperkuat kesadaran keislaman global. Umat islam dari berbagai negara kini bisa dibilang saling terhubung, belajar, serta berdialog satu sama lain melalui internet. Konten dakwah lintas budaya mulai bermunculan menjadi tanda bahwa islam bukan lagi narasi lokal tetapi juga diskursus global. Media ini berperan aktif sebagai penghubung ummah, sesuatu yang dulu hanya bisa diimpikan oleh para Khalifah dan ulama klasik.

Namun sejarah media Islam juga mengingatkan bahwa penyebaran pesan suci ini memerlukan intergrita yang bukan hanya sekedar tentang popularitas. Di era klik dan algoritma ini, banyak yang lebih peduli pada jumlah penonton dari pada kedalaman maknanya. Dakwah berubah menjadi tontonan, bukan tuntutan. Padahal inti media Islam adalah komunikasi yang menyentuh akal dan hati, bukan hanya sekedar memancing emosi.

Pada akhirnya, sejarah media dalam penyebaran islam adalah cermin evolusi manusia itu sendiri, dari suara ke teks, dari cetak ke digital, dari pribadi ke global. Media ini selalu menjadi alat, bukan tujuan, dan selama alat itu digunakan dengan niat yang baik dan juga bijak, maka islam akan terus menyebar bukan hanya sebagai bentuk propaganda, tetapi sebagai cahaya ilmu dan rahmat yang baik. Ironisnya, yang paling menentukan bukan teknologi itu sendiri, tetapi siapa yang memegang mikrofonnya.

Media berperan bukan hanya sekedar sebagai alat penyebaran informasi, tetapi juga sebagai wadah pembentukan pemikiran, budaya, dan identitas umat islam. Namun, seriring berkembangnya teknologi ini, muncul juga tantangan baru seperti penyalahgunaan media, penyebaran paham ekstrem, dan juga komersialisasi dakwah. Oleh karena itu, keberhasilan media dalam menyebarkan Islam tidak hanya ditentukan oleh kemajuan teknologinya, tetapi juga integritas dan kebijaksanaan para penggunanya. Dengan kata lain media ini hanyalah sarana nilai, dan niat manusialah yang menentukan apakah ini akan menjadi cahaya yang menerangi kegelapan, atau hanya sekadar suara yang memantul tanpa adanya makna. (RA)

Gladys Nabila Avatar

Artikel Menarik Lainnya

One response to “Sejarah Media & Peranannya Dalam Penyebaran Islam, Oleh: Muh Fatir Ravikhashah”

  1. Nashar Fauzan Avatar
    Nashar Fauzan

    keren diks

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *